Kartu merah ini jangan hanya dilihat dari kaca mata kontroversi atau permainan mereka buruk, melainkan ke arah psikologi. Seperti diketahui, fans selalu menerapkan ekspektasi sangat tinggi.

Hal tersebut memberikan beban cukup berat kepada seluruh pemain, sehingga ketika mereka mendapatkan tekanan dan perlawanan seperti kurang siap. Kondisi inilah yang harus dibenahi terutama soal mental.

Timnas Indonesia gagal lolos akibat sulitnya menangani masalah psikologis dapat terlihat ketika bermain melawan Filipina. Drama yang ditunjukkan ditambah lagi keputusan wasit kontroversial membuat mereka sangat tertekan.

Keadaan tersebut membuat semua latihan, taktik dan apa yang disampaikan oleh pelatih sulit untuk diterjemahkan ke dalam lapangan. Tidak heran berbagai hasil kurang menyenangkan terjadi, tetapi hal itu dapat dimaklumi.

  • Pemilihan Pemain Oleh STY

Timnas Indonesia gagal lolos semifinal disebabkan juga oleh taktik Shin Tae yong yang terkadang kurang tepat. Sebagai contoh pada pertandingan melawan Laos, di mana kiper diganti Daffa Fasya.

Pada laga sebelumnya Cahya Supriadi bermain sangat bagus melawan Myanmar. Selain itu, selama 4 pertandingan line up Indonesia memang sering berubah-ubah seperti tidak ada pakem atau formasi inti.

Pada dasarnya strategi semacam ini memang bagus, hanya saja bisa menjadi blunder. Hal tersebut dirasakan langsung pada gelaran kali ini, ditambah lagi performa pemain seperti belum menyatu sehingga sulit berkembang.

Bagian paling bagus adalah pertahanan, di mana pola permainan dari STY sendiri memang defensif kemudian balik serang. Keinginan tersebut ternyata tidak bisa berjalan baik sehingga hasilnya kurang kompetitif.

  • Pemain Senior Tidak Sesuai Harapan

Ketika strategi pelatih kurang mampu diterapkan, hal paling krusial adalah para pemain senior yang ternyata bermain tidak sesuai harapan. Arhan Pratama, Asnawi Mangkualam, sampai Muhammad Ferrari kurang perform.

Ditambah lagi beberapa pemain muda terasa demam panggung, bisa jadi juga mereka terlalu berat menerima beban tinggi dari fans Timnas yang berharap edisi kali ini bisa membawa pulang piala AFF.

Keadaan tersebut sebenarnya sudah membaik ketika melawan Filipina. Sayangnya serangan psikologis membuat skuad Garuda kembali ke settingan awal, walau terus menyerang dan hanya bermain 10 orang.

Timnas Indonesia gagal lolos semifinal Piala AFF 2024, walau begitu skuad muda ini telah menunjukkan kualitas mereka, karena kalau dilihat hasilnya memang tidak terlalu buruk, hanya saja sangat disayangkan.