Casemiro Manchester United

Bolatimes.org – Kepergian Eric Ten Hag yang dipecat secara tidak hormat oleh Setan Merah, Casemiro Manchester United menunjukkan statistik cukup aneh. Bahkan tidak lazim untuk dikatakan sebagai statistik seorang gelandang bertahan.

Ibarat kata dengan kepergian Eric Ten Hag, tim The Red Devil terus melakukan peningkatan dari berbagai sisi. Lini serangan aktif dan juga gelandang mulai aktif untuk membantu serangan, seperti semakin padu saja.

Ini menunjukkan memang ada masalah internal antara pelatih dari Belanda tersebut dengan para pemainnya. Seakan-akan para pemain ingin sang pelatih dipecat dan bermain bebas dari belenggu peraturan keras Ten Hag.

Statistik Aneh Casemiro Manchester United

Meski tampil mengecewakan bersama Ten Hag, Casemiro bersama kolega kini berhasil bangkit. Setan Merah berhasil membajak pelatih Sporting CP yang sedang dilirik oleh banyak tim elite dunia.

Bersama Sporting meski pada awalnya Ruben Amorim masih belum memiliki lisensi resmi, tapi pengetahuan serta mentalnya mampu membentuk Sporting CP menjadi tim yang tidak bisa dikalahkan pada liga domestik.

Kembali ke The Red Devil, kini Casemiro Manchester United berhasil mengumpulkan 15 poin, dan itu pun berhasil dikumpulkan pada saat Ten Hag keluar. Semua memang berkat penampilan dari tim semakin padu.

Hanya saja ada statistik aneh yang terjadi pada tim Setan Merah, di mana Casemiro seorang gelandang bertahan. Malahan mencatatkan lesatan tembakan sampai 51 percobaan, dan itu sangat tidak normal.

Itu semua dilakukan dalam 2610 menit bermain, sementara itu Hojlund yang bermain lebih murni di depan malah tidak mampu melakukan tembakan sebanyak Casemiro. Hojlund hanya mencatatkan tembakan 43 kal saja.

Hal ini tentu menjadi tanda tanya besar untuk pelatih baru Ruben Amorim, apakah dirinya bisa memperbaiki apa yang terjadi pada tim asal Manchester, atau dirinya harus merombak tim untuk hasil lebih baik.

Penampilan Hojlund Dapat Dikatakan Tidak Layak

Hojlund tampil mengecewakan pada laga-laga terakhir setan merah, ada dua alasan yang membuatnya tidak tampil maksimal. Dirinya memang kurang mendapatkan supply dari lini tengah Manchester Merah.

Tidak ada koneksi yang terjadi pada lini tengah dan mungkin akan menyulitkan pelatih baru Ruben Amorim, apalagi Bruno Fernandes kerap melakukan tendangan dari luar kota penalti, serta memberikan terobosan ke lini kosong sayap.

Sedangkan lini sayap dari Manchester Merah dihuni oleh pemain egois seperti Garnacho, lihat saja penampilan dari pemain asal Argentina tersebut yang tidak mau memberikan umpan, menusuk lalu tembak tanpa pikir.