Lautaro mengungkap fakta bahwa ada beberapa nama besar yang memenangkan lebih sedikit piala. Tapi, dia merasa harus tetap bekerja keras seperti yang diajarkan oleh ayahnya.

Namun, apakah dirinya cukup layak untuk duduk di meja yang sama dengan nama besar di dunia sepakbola itu? Lautaro Martinez merasa cukup layak untuk duduk bersama mereka.

Dan setelah beberapa tahun memiliki penampilan terbaik di karir profesionalnya, Martinez seakan masih belum cukup untuk memenangkan penghargaan. Beberapa pihak merasa dirinya cukup pantas untuk menerima Ballon d’Or.

Martinez menjelaskan bahwa dirinya selalu bekerja keras untuk membantu timnya. Namun, penghargaan individu adalah sesuatu yang berharga juga sebagai bukti bahwa pemain telah bekerja dengan baik.

Kekecewaan Lautaro Martinez di Ballon d’Or

Ketika pelaksanaan Ballon d’Or Oktober lalu, banyak orang seakan kaget dengan hasilnya. Beberapa bahkan merasa Lautaro Martinez menunjukkan reaksi yang cukup pahit.

Alasannya bukan karena Vinicius ada di tempat yang lebih baik (kedua), tapi juga melihat posisi pemain lain yang cukup sulit diterima. Misalnya saja Erling Haaland ada di peringkat 5 dan Mbappe di posisi 6.

Menurut Martinez, tujuh adalah posisi yang masih bisa ditingkatkan olehnya. Namun jika boleh jujur, dirinya mengatakan bahwa ekspektasinya sebenarnya lebih dari itu.

Dirinya selalu merasa bahwa telah bekerja mati – matian untuk Argentina dan Klubnya, Inter Milan. Sayangnya, beberapa penghargaan terlihat seperti diberikan secara tidak fair.

Untuk Ballon d’Or sendiri misalnya, banyak pihak memang merasa bahwa penghargaan ini seringkali membuahkan hasil yang aneh. Namun, dirinya tidak berhak untuk merasa sama sedih seperti pemain lain contohnya Thierry Henry dan Lewandowski.

Bermain di Tengah Rasa Sakit

Tidak bisa disangkal bahwa Lautaro Martinez adalah salah satu bagian penting bagi Inter dalam mendapatkan bintang kedua mereka musim lalu. Dia bahkan mencetak 24 goal yang merupakan capaian tertinggi bagi karirnya.

Gol tersebut dibuat dalam 33 kali penampilan bersama Inter di Serie A. Itu menjadi salah satu alasan utama mengapa Nerazzurri mampu meraih Scudetto dengan lima laga sisa dengan mengalahkan rival sekota mereka, AC Milan.

Yang keren adalah, kemenangan itu diraih di kandang AC Milan, Stadion San Siro. Sayangnya, sang striker memang disibukkan juga dengan cedera angkelnya akhir-akhir ini.

Menurut Martinez, kondisi tersebut sangat menyakitkan dan dirinya harus mendapat beberapa suntikan. Namun, Lautaro Martinez selalu berusaha menahannya dalam setiap penampilan bersama tim.